Powered By Blogger

Sabtu, 03 September 2011

PRODUK MAKANAN HALAL : Bisnis Menguntungkan di Tengah Permintaan yang Kuat


*Tulisan ini diterbitkan di Majalah Tabligh No. 1/11-TH.XI/Syawal 1432 H
  Penerbit Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus (MTDK) PP. Muhammadiyah

Saat ini populasi penduduk muslim dunia mendekati 1,8 milliar jiwa atau sekitar seperempat jumlah penduduk dunia. Diperkirakan pada tahun 2025 akan meningkat mencapai 36% total penduduk dunia.

Populasi yang cukup besar tersebut merupakan pasar yang potensial untuk produk makanan halal. Data dari World Halal Forum (2011) menunjukan hampir sekitar US$ 42.328 Milliar nilai konsumsi dari produk makanan halal di seluruh dunia. Bila dilihat dari total konsumsi produk makanan dunia yang sekitar US$. 158.949 Milliar, kontribusi makanan halal mencapai 26% dari total konsumsi produk makanan dunia. Sedangkan konsumsi negara-negara muslim mencapai US$. 28.881 Miliar.


Perkembangan Geografis Produk Halal Global

Asia

Kawasan Asia merupakan kawasan dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Sebagai kawasan muslim terbesar, Asia merupakan pasar utama dari produk makanan halal dunia. Permintaan terhadap produk daging halal merupakan produk makanan utama yang diminati di kawasan ini.

Pada tahun 2006, Pengembangan Industri Halal Malaysia Corporation (HDC) dibentuk untuk mengkoordinasikan pengembangan industri halal, berfokus pada standar, audit, sertifikasi, ditambah kapasitas untuk produk halal dan jasa.

Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, Brunei, Cina dan India memiliki peluang yang besar untuk memasuki pasar daging halal di pasar global dunia. Industri makanan Singapura juga telah mengambil sejumlah langkah untuk menjadi hub daging halal, termasuk kampanye iklan yang sedang mereka lakukan untuk merebut pasar produk daging halal di Timur Tengah.

Thailand melakukan perubahan orientasi kearah pengembangan ilmu pengetahuan dan pengujian produk halal dan sekarang mereka menjadi pusat utama terhadap program pengujian produk halal. Brunei saat ini co-operasi dengan perusahaan-perusahaan Australia untuk menggabungkan perannya di dunia Muslim dengan track record Australia sebagai negara dengan produsen pangan berkualitas tinggi di dunia,

Industri halal Cina memiliki keuntungan kunci dari tenaga kerja murah. Cina baru-baru menandatangani Nota Kesepahaman dengan Komisi Eropa (EC) dan sudah memiliki beberapa perusahaan yang disetujui EC untuk mengekspor produk halal ke pasar Eropa.

Bagi Indonesia, kekuatan sumberdaya alam merupakan strategi bersaing utama untuk mendapatkan peluang yang lebih besar untuk pasar produk halal dunia. Pemerintah Indonesia menjadi terdepan dalam program sertifikasi produk halal dengan syarat yang lebih spesifik dibanding negara lain dalam program sertifikasi produk halal dunia. Dan konsumen ekspor melirik program ini sebagai salah satu keunggulan produk halal Indonesia.

Eropa

Eropa dipandang sebagai pasar yang penting bagi produk halal berdasarkan daya beli yang lebih tinggi. Selanjutnya, non-Muslim dikawasan tersebut bersedia untuk membeli produk halal atas dasar keyakinan bahwa produk tersebut aman dan higenis. Saat ini pasar produk halal di Eropa mencapai US$. 21 Miliar. Merupakan nilai pasar yang sangat besar. Daya beli masyarakat muslim Eropa jauh lebih tinggi dibandingkan daya beli masyarakat muslim di Timur Tengah dan Afrika Utara. Generasi kedua dan ketiga masyarakat muslim Eropa mencari kenyamanan dalam melakukan konsumsi produk dan mereka lebih meminati produk-produk seperti Pizza Halal, Lasagna dan Hot Dog Halal.

Perancis memiliki penduduk Muslim terbesar di Eropa diperkirakan mencapai 5 juta umat Islam dan mereka adalah pasar terbesar untuk produk halal di kalangan non-muslim. Nilai pasar Perancis untuk produk halal telah diperkirakan lebih dari US$ 17 miliar.

World Islamic Economic Forum (WIEF) telah menetapkan Pelabuhan Rotterdam sebagai pintu masuk produk halal di Eropa. Di pelabuhan ini telah disediakan gudang hanya untuk produk halal dan dipastikan terpisah dengan produk non halal untuk menjaga kualitas kehalalannya.

Timur Tengah

Kemajuan perekonomian Timur Tengah diperkuat oleh faktor penguasaan terhadap sumber minyak bumi dunia. Dengan kenaikan harga minyak bumi internasional yang semakin tinggi menjadikan kawasan ini memiliki perekonomian yang kuat. Dari perbaikan ekonomi di Timur Tengah menjadikan pendapatan perkapita masyarakat Timur Tengah menjadi terdongkrak.

Dari aspek konsumsi masyarakat terhadap bahan makanan, hampir 80% kebutuhan bahan makanan di negara Timur Tengah merupakan bahan makanan impor. Artinya, pasar produk makanan halal di kawasan ini sangat potensial untuk dikembangkan.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) merupakan pasar yang paling penting di kawasan Timur Tengah. Saat ini Brasil adalah eksportir terbesar ke dua negara tersebut, diikuti oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat. Perusahaan-perusahaan besar seperti Al-Radwa Farms, Al-Watania dan Sunbullah merupakan perusahan yang menguasai sebagian besar produk makanan di Arab Saudi.

Turki juga muncul sebagai negara yang memiliki potensi besar untuk memasok produk makanan halal ke Uni Eropa karena faktor geografis yang langsung berhadapan ke Uni Eropa. Sedangkan untuk penguasaan pasar Afrika Utara, peranan Mesir sangat penting karena niali daya saing ekonomi negara ini cukup baik dibanding beberapa negara lain di kawasan Afrika Utara.

Amerika Serikat

Penduduk muslim di Amerika Serikat dalam beberapa dekade terakhir berkembang cukup pesat. Diperkirakan saat ini, jumlah penduduk muslim mencapai 15-16 juta jiwa atau 2% dari penduduk Amerika Serikat. Hasil kalkulasi dari beberapa sumber bisnis menunjukan bahwa daya beli konsumen muslim di Amerika Utara mencapai US$. 19 milyar. Dan mereka pasti akan sangat tergantung terhadap produk halal.

Pola konsumsi masyarakat muslim di Amerika Serikat sangat modern. Faktor kesibukan merupakan faktor utama mempengaruhi pola konsumsi masyarakat muslim. Sehinga produk-produk instan yang halal seperti daging beku, makan junk food halal (sandwich, hot dog, pizza, dan lainnya) menjadi sangat penting bagi konsumsi masyarakat muslim di Amerika Serikat.

Ke depan, pasar produk makanan halal di Amerika Serikat akan semakin menjanjikan karena pesatnya pertumbuhan penduduk muslim di Amerika Serikat. Selain itu, penduduk Amerika Serikat yang non muslim pun mulai memiliki minat yang sangat besar terhadap produk halal. Mereka tidak menjadikan sentimen agama sebagai kendala. Tapi faktor keamanan dan higenis yang menjadi mereka tertarik untuk mengkonsumsi produk halal tersebut.


Tantangan Pengembangan Produk Halal

Ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan produk halal di dalam perkembangan permintaan yang sangat pesat ini.

  • Persoalan rantai distribusi pasokan.
Persoalan ini merupakan tantangan terbesar bagi industri produk halal global. Saat ini, terjadi inefisiensi dalam rantai distribusi pasokan produk halal dunia. Dimana negara yang menjadi produsen utama produk makanan halal belum optimal mengelola rantai distribusi karena keterbatasan input produksi dan manajemen distribusi. Contoh dapat dilihat dari rantai distribusi daging ayam halal di Uni Eropa. Malaysia merupakan salah satu eksportir terbesar produk ayam halal ke Uni Eropa. Tapi secara kapasitas produksi sangat tidak memadai untuk memenuhi perminataan ayam halal oleh Uni Eropa akibat keterbatasan input produksi berupa ayam segar. Untuk itu Malaysia melakukan kontrak pembelian ayam segar dengan Thailand dan Brasil. Secara ekonomis, terjadi inefisiensi dalam rantai distribusi pasokan. Dan ini menyebabkan skala ekonomi menjadi tinggi yang akhirnya menyebabkan harga produk meningkat dan tidak menjadi kompetitif. Untuk itu, memperkuat rantai distribusi pasokan akan menjadi sangat penting kedepan agar besarnya permintaan produk makanan halal akan mampu dimanfaatkan secara efektif oleh produsen makanan halal dunia.

  •  Penguatan sertifikasi halal internasional
Selama ini persoalan sertifikasi terhadap label produk makanan halal secara global masih menjadi persoalan utama. Setiap negara memberi pengakuan terhadap sistem sertifikasi halal bagi produk yang mereka produksi. Hal ini menyebabkan beraneka ragamnya sertifikasi halal yang ada dipasaran global. Agar industri ini semakin kuat dan tertata baik maka diperlukan suatu sertifikasi halal yang bersifat internasional dibawah suatu lembaga pensertifikasi yang ditunjuk oleh negara-negara produsen produk makanan halal dunia. Penguatan sistem ini akan berdampak besar terhadap kepercayaan konsumen terhadap produk makanan halal dan mendorong masyarakat non muslim untuk lebih meminati produk makanan halal ini.

  • Menyesuaikan dengan perubahan permintaan
Pola konsumsi masyarakat akan seiring dengan perubahan perkembangan perekonomian. Dan saat ini, perubahan konsumsi masyarakat sangat cepat dan dinamis. Produk-produk makanan yang bersifat instan sangat digemari oleh masyarakat saat ini karena faktor kesibukan. Untuk itu produsen produk makanan halal perlu menyesuaikan produk yang mereka produksi sesuai dengan perubahan permintaan tersebut. Bila dulu produk daging segar sangat besar permintaannya, tapi saat ini daging kemasan yang siap saji menjadi primadona.

  •       Perkuat sistem riset pasar dan pengujian produk
Pasar yang sangat potensial ini akan menarik pelaku usaha untuk masuk kedalam industri produk makanan halal. Kedepan persaingan untuk mendapatkan pangsa pasar produk makanan halal akan semakin kompetitif. Untuk itu perlu penguatan riset pasar dan pengujian produk agar produk yang diciptakan akan mendapatkan ceruk pasar tersebut. Thailand bergerak cepat dalam hal riset dan pengujian produk makanan halal. Saat ini telah banyak produk makanan halal dari Thailand yang siap merambah pasar produk makanan halal dunia. Malaysia juga telah dalam beberapa tahun dulu menyiapkan industri makanan halal mereka. Target pasar mereka bukan lagi dalam negari tapi memperbanyak pangsa ekspor terutama ke Uni Eropa dan Timur Tengah.

  •  Penguatan teknologi informasi
Teknologi informasi saat ini mampu mempercepat pergerakan ekonomi. Ia mampu menekan biaya produksi, memperpendek rantai distribusi dan mengefisiensi distribusi produk. Ke depan, pemanfaatan teknologi informasi ini sangat penting untuk pengembangan industri makanan halal secara global. Bagi siapa yang mampu menguasai teknologi informasi maka mereka lah yang akan menjadi pemimpin pasar dalam industri makanan halal global

Tidak ada komentar:

Posting Komentar